Selasa, 15 Maret 2016

5 Walikota di Indonesia yang Melarang Perayaan Hari Valentine

Tanggal 14 Februari selalu identik dengan parayaan hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan hari Valentine. Pada hari itu, berbagai macam cara dilakukan untuk menunjukka rasa cintanya pada orang terkasih. Umumnya hari ini dirayakan oleh para muda-mudi yang sedang dimabuk cinta.

Di berbagai tempat, hari Valentine menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi beberapa pihak, karena bisa menjadi sumber pendapatan dengan promosi-promosi yang dilakukan dalam menyambut hari Valentine. Terutama untuk aneka pernak-pernik yang identik dengan perayaan Valentine. Contohnya seperti aneka produk coklat, boneka, baju, voucher restoran, dll.


Akan tetapi, di beberapa daerah di Indonesia, ternyata ada kepala daerah yang melarang perayaan hari Valentine ini. Mereka mempunyai alasan tersendiri agar hari Valentine tidak dirayakan di daerah yang mereka pimpin. Siapa saja kepala daerah tersebut? Inilah 5 Walikota yang melarang perayaan hari Valentine dilansir dari BersamaDakwah:

1. Walikota Surabaya



Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang terpilih sebagai tiga besar walikota terbaik di dunia ini dikenal sebagai walikota yang sukses memajukan kota Surabaya dan amat peduli dengan moral warganya. Salah satu contohnya, ia berhasil menutup Dolly, lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.

Meski keputusannya tersebut mendapat perlawanan, namun ia terus maju dengan keyakinannya. Sejak tahun lalu, pemerintah kota Surabaya secara resmi menerbitkan surat larangan perayaan Valentine. Surat tersebut ditujukan pada kepala sekolah se-Surabaya dan bertujuan mengingatkan agar tak ada pelajar yang merayakan Valentine, baik di dalam maupun di luar sekolah.

2. Walikota Depok



Nur Mahmudi Ismail yang terpilih kembali menjadi walikota Depok ini telah melarang perayaan Valentine sejak beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut ia lakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya hubungan seksual di luar nikah di kalangan remaja. Larangan itu pun mendapat dukungan dari berbagai pihak.

3. Walikota Makassar



Mohammad Ramdhan Pomanto atau biasa dikenal sebagai Danny Pomanto, selaku walikota Makassar melarang perayaan Valentine, termasuk penjualan suvenirnya. Menurutnya, Valentine mengarahkan pada perbuatan asusila. Untuk memastikan tidak ada perayaan Valentine di Makassar, pihaknya akan menggelar sidak pada tanggal 14 Februari.

4. Walikota Padang



Mahyeldi Ansarullah melarang warganya merayakan hari Valentine. Walikota Padang ini sebelumnya telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), serta pihak-pihak terkait. Baginya, Valentine tidak sesuai dengan budaya timur dan banyak bermuatan negatif. Seharusnya hari kasih sayang adalah sepanjang waktu.

5. Walikota Banda Aceh



Illiza Sa’aduddin Djamal turut menyuarakan agar tidak merayakan Valentine dalam bentuk apapun. Walikota Banda Aceh ini menegaskan perayaan Valentine bertentangan dengan syariat Islam. Seruan tersebut akan dikirim ke sekolah-sekolah dan juga ke mesjid-mesjid.

Itulah 5 walikota di Indonesia yang melarang perayaan hari Valentine di daerah yang mereka pimpin. Bagaimana dengan di daerahmu? Meski tidak semua pemimpin daerah melarang perayaan valentine atau hari kasih sayang, namun sebaiknya kamu tak perlu ikut-ikutan merayakannya. Karena itu sangat bertentangan dengan budaya Timur, terutama bagi kamu yang beragama muslim. Jauhilah segala hal yang dapat mendekatkanmu pada perbuatan zina, karena zina merupakan perbuatan dosa besar. Semoga dengan adanya informasi ini, kita para generasi muda dapat menjaga diri dari hal-hal demikian, termasuk ikut merayakan hari Valentine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar